Kamis, 05 Oktober 2017

YESAYA 32:1-8 "KETELADANAN SANG PEMIMPIN"


PENDAHULUAN
Masyarakat sering kali mendambakan seorang pemimpin yang ideal. Pemimpin yang dapat mensejahterakan mereka. Kita adalah Hamba Tuhan juga calon pemimpin atau bahkan saat ini kita sudah menjai pemimpin haruslah menjadi pemimpin yang baik. Gambaran keteladanan pemimpin yang baik dapat kita lihat dari Yesaya 32:1-8. Seluruh bangsa di muka bumi mendambakan seorang pemimpin atau raja yang adil; yang mampu menjalankan pemerintahan dengan benar; dan mampu memberikan kesejahteraan lahir-batin kepada rakyatnya. Dan di sini, nabi Yesaya menubuatkan bahwa akan ada seorang Raja yang adil yang akan memerintah mereka, dan kita bisa belajar  bagaimana kita bisa menjadi pemimpin teladan?
ISI
1.      Pemimpin yang memerintah menurut kebenaran
ayat ini ( hen : sesungguhnya) memberikan jaminan kepastian bahwa Yehuda akan dipimpin seorang raja ‘menurut’ kebenaran dan ‘menurut’ keadilan. Ia akan memerintah dan kata memerintah di pakai bentuk aktif tanpa pelaku kedua, artinya ialah Ia akan memerintah karena memang Ia berkuasa mutlak dan bukan karena ada unsur lain di dalamnya sehingga Ia dapat memerintah, Ia akan memerintah menurut kebenaran dan keadilan (ayt.1). Konsep kebenaran dan keadilan dimaksud ada dalam wibawa (kemuliaan) Tuhan yang tampak-terurai dalam firman dan hukum-hukum Tuhan. Raja adil seseorang yang hidup dan bersekutu dengan Allah, bertolak belakang dengan raja-raja Yehuda yang melupakan Tuhan tetapi mengandalkan pertolongan raja-raja yang kuat menurut pikiran mereka. Tidak hanya memerintah, namun Raja ini membawa pengaruh kepada para pemimpin di bawahnya (ayat 1b).

*gambar ahok*

Mengapa kebenaran itu penting dalam sebuah posisi atau kedudukan pemimpin? Ayat ini menegaskan bahwa sebuah posisi kepemimpinan yang kuat tidak bergantung pada jumlah massa atau orang yang mendukung para pemimpin. Juga tidak tergantung pada orang yang mempunyai kemampuan dan talenta yang hebat. Lebih dari itu adalah posisi yang diisi oleh pemimpin yang dipimpin oleh kebenaran.

Kebenaran itulah yang memperkuat posisi sang pemimpin.
Ciri pemimpin yang dipimpin oleh kebenaran:
1.      Mengambil keputusan bukan karena perasaan senang atau tidak senang; suka atau tidak suka
2.      Mengambil keputusan bukan karena apa kata orang banyak
3.      Mengambil keputusan bukan karena untuk menyelamatkan diri atau mau aman
4.      Tetapi karena kebenaran (nilai-nilai).

Menjadi pemimpin yang dipimpin oleh kebenaran harus siap-siap kehilangan banyak pendukung, menjadi kesepian, susah hati atau tidak nyaman, dan tidak populer. Yang penting tidak kehilangan Tuhan dan orang-orang yang setia pada kebenaran.


2.      Pemimpin yang menciptakan rasa aman dan sejahtera
pemerintah yang menegakkan kebenaran dan keadilan secara-pasti memenangkan semua yang ada disekitarnya. Rasa aman, rasa damai dan kesejahtera sebagaimana penggambaran kiasan-kiasan dalam nats ini adalah bukti konkrit dari pemberlakuan kebenaran dan keadilan. Sebab pelbagai kejahatan, ketidakadil-benaran sering terjadi dalam suatu bangsa karena lahir dari pemimpin itu sendiri dan pembiaran oleh pimimpin itu karena mempertahankan kepentingan dirinya dan koleganya sendiri. Bila hal ini terjadi akan memicu katidak beraturan (anarkisme) secara bersamaan pemerintah akan bertindak dengan tangan besi. Sesuai nats ini, Semua itu akan berlalu ketika Raja adil tiba dan pemimpin menjadi tempat berlindung dari segala persoalan dan kekacauan yang selalu menghadang.
Dalam ayat 2 ini penulis memakai metafora padang gurun untuk mengambarkan betapa luar biasanya pemerintahan Raja yang adil ini, ialah pemakaian istilah:
1.tempat perteduhan”tempat persembunyian,” dari angin  kencang
2.“tempat perlindungan” terhadap angin ribut
3. “aliran-aliran air di tempat kering” air adalah suatu yang sangat berharga di padang gurun, apa lagi kalau itu sumber air di tengah tempat kering, dalam hal ini padang gurun, seperti (oase) akan sangat berarti, demikian perlindungan dari Tuhan
4. “naungan” dari sebuah batu besar di tanah yang tandus, karena daerah pada timur tengah adalah daerah yang kering, dan jarang ada pohon2 yang tumbuh dan dapat di jadikan tempat bernaung, jadi pada masa itu Batu-batu yang besar yang sering menjadi tempat perteduhan bagi para musafir.

Disaat ratusan keluarga imigran yang berasal dari Amerika Tengah dihantui ketakutan atas kebijakan terbaru dari pemerintah Amerika Serikat yang akan mengintensifkan deportasi terhadap imigran yang datang secara ilegal, para pemimpin gereja justru bersumpah untuk melindungi mereka.

Para pemimpin gereja membentuk “Gerakan Perlindungan” meliputi sekitar 50 jemaah dari beberapa kota di AS. Secara global, menurut pendeta Noel Anderson yang menjadi koordinator Layanan Gereja Dunia, jemaah pendukung gerakan itu mencapai 300 orang di 20 negara.

Mereka bersumpah akan menawarkan tempat ibadahnya untuk para imigran itu. Selama ini, pemimpin gereja sudah membuktikan niatnya. Ada setidaknya 10 imigran yang diselamatkan dari deportasi dalam 18 bulan terakhir, seperti diberitakan Reuters, Jumat (25/12), dua hari setelah rencana pemerintah disampaikan, berbarengan dengan perayaan Natal, pemimpin gereja itu kembali menyerukan sikapnya.

Pendeta Alison Harrington dari Gereja presbyterian di Tuscon, Arizona bahkan menyinggung kisah dalam Kitab Suci, tentang Maria dan Yosef yang mencari perlindungan sebelum kelahiran Yesus. "Sebagai pastur kita tahu bahwa setiap keluarga adalah keluarga yang suci. Kami membuka pintu kami untuk 'Maria dan Yosef' hari ini. Hadiah yang kami bisa tawarkan pada hari Natal adalah hadiah perlindungan," kata Harrington.

Januari lalu, mereka memberi perlindungan bagi perempuan imigran Honduras di Philadelphia yang dua anaknya lahir di AS. Perempuan itu kemudian mendapat penangguhan hukuman dua tahun dari deportasi. Ribuan imigran El Salvador, Guatemala, dan Nikaragua membanjiri AS dari Meksiko sejak awal 2014. Kebanyakan dari mereka, termasuk anak-anak, melarikan diri dari kemiskinan, kekerasan obat-obatan, maupun kekejaman gangster.

Seorang pemimin haruslah dapat menciptakan rasa aman dan sejahera bagi anggotanya. Bukan hanya melulu memerintah, namun juga harus melayani dan memberikan perlindungan

3.      Pemimpin yang melakukan pembaruan hidup
Pembaruan hidup seperti apa?
1. mereka akan melihat kebenaran
2. mereka akan mendengar kebenaran
3. mereka dapat menimbang untuk memilih kebenaran
4. mereka akan berbicara kebenaran ("orang gagap," BDB 748, hanya terjadi di sini)
Ini mencerminkan kondisi spiritual umat perjanjian yang telah dipulihkan.  Dalam pasal 6:10 dimana hati bangsa ini yang dibuat keras, telinganya berat mendengar, dan matanya tertutup diubahkan melalui pemerintahan Raja yang Adil itu. Mereka akhirnya dapat melihat dan mendengar kebenaran. Dalam ayat 4, hati orang2 yg menimbang2 itu dalam arti sebenarnya adalah mengerti. Jadi orang yg tadinya memiliki hati yg terburu2 karena nafsu, dapat tahu dan mengerti kebenaran dan orang yang gagap dapat berbicara dengan jelas. Dalam terjemahan Yunani, ada keterangan bahwa mereka membiarakan tentang kedamaian.
Dan bagaimana caranya untuk melakukan pembaruan?

A.    Ayat 5-7. Jujur dan Benci Kebebalan
Setelah di pimpin oleh sang Raja Adil sendiri maka akan ada juga perubahan kerangka berpikir, dari yang kurang tepat menjadi tepat dan  dari yang tepat menjadi benar.

–Orang bebal tidak akan di sebut lagi orang berbudi luhur dan penipu tidak di sebut lagi terhormat. Yang jadi pertanyaan sehingga tidak lagi di sebut berbudi luhur dan terhormat kepada orang bebal dan penipu, karena Pola pikir mereka yang sebelumnya di ubahkan oleh Tuhan sehingga memiliki pola pikir Kristus atau pola pikir yang benar. Kalau itu salah, mampu berkata itu salah, kalau itu dosa kita tidak akan toleransi namun tetap mengatakan itu dosa, ini ciri orang yang pikirannya sungguh di ubahkan oleh Tuhan. Mengapa harus demikian, karena di pimpin oleh Raja adil menurut kebenaran, atau sesuai dengan kebenaran.

 Kedua kelompok masih akan hadir dalam masyarakat, tetapi mereka akan terlihat
seperti apa adanya (ay. 6-7). Ayat 6-7 tampaknya menggambarkan dua orang fasik,
1. "bebal" (BDB 614) dijelaskan dalam ay 6
a. mengatakan kebebalan
b. hatinya merencanakan yang jahat
(1) bermaksud murtad
(2) mengatakan yang menyesatkan tentang TUHAN
c. membiarkan kosong perut orang lapar
d. orang haus kekurangan minuman
2. "penipu" (BDB 647, ditemukan hanya di sini, dua kali) yang dijelaskan dalam ay. 7
a. akal-akalnya adalah jahat
b. merancang perbuatan-perbuatan keji
c. mencelakakan orang sengsara dengan perkataan dusta
d. mengabaikan kesaksian sejati orang miskin
pada dasarnya pemimpin bebal dapat saja memerintah secara keji dan licik mementingkan dirinya sendiri. Perilaku yang penuh dengan kepura-puraan untuk menutupi segala tindakan  niat jahat yang tersembunyi di dalam dirinya. Hatinya tidak pernah tergerak untuk membantu orang-orang yang menderita kemiskinan dan kelaparan.

B.     berbudi luhur
Raja adil digambarkan seorang yang berbudi luhur bertolak belakang dengan orang bebal.
orang yang berbudi luhur (BDB 622), v. 8
a. merancang hal-hal yang luhur (atau "murah hati") berbeda dengan yang disebutkan dalam ay. 6 dan 7
b. rancangannya teguh, tetap
Kebebalan akan tersingkirkan dan kebenaran akhirnya mengalahkan kejahatan. Keadilan dan kebenaran menjadi karakter orang-orang yang bersekutu dengan Tuhan. Karakter bukan karena keterdesakan atau karena tuntutan sekitar tetapi sudah menjadi totalitas dirinya atau menjadi jati dirinya.


PENUTUP

Pemimpin yang sempurna ada dalam diri Tuhan Yesus. Kita sebagai Hamba-Nya tentulah harus memberikan keteladanan pemimpin sejati. Dimana pun kita berada dan siapa pun yang kita pimpin, kita harus menjadi pemimpin yang memiliki pribadi dan karakter yang membawa berkat bagi orang lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar