Kamis, 05 Oktober 2017

2 TESALONIKA 1:1-12 "BERDIRI TEGUH DI TENGAH PERSOALAN"

Nama   :           Noviani Yunita Sari
Tema   :           Berdiri Teguh Di Tengah Persoalan
Bacaan            :           2 Tesalonika 1:1-12

Pendahuluan :
Beberapa tahun terkahir ini kita mendengar dan menyaksikan berbagai berita aneh dan membuat kita ciut untuk menghadapi hidup. Berita kekerasan yang dilakukan oleh ISIS yang ramai dibicarakan beberapa waktu yang silam, dan di Indonesia beberapa ormas yang menentang kekristenan sering muncul. Penindasan terhadap pengikut Kristus tidak hanya terjadi sekarang-sekarang ini saja. Jemaat di Tesalonika pun mengalaminya.

Isi :
Dari 2 Tesalonika : 1-12 ini, ada beberapa hal yang perlu kita cermati bersama
1.      Sikap kita dalam menghadapi persoalan ( 2 Tes 1:1-5)
a.       Menyadari bahwa kasih karunia dan damai sejahtera-Nya menyertai kita
Rasul Paulus mengawali isi suratnya dengan sambutan hangat kepada jemaat yang ada di Tesalonika. Dan di dalam ayat 2, ada kata “menyertai kamu”. Kata ini sebenarnya memiliki arti “untuk/bagi kamu”. Jadi, “kasih karunia bagimu sekalian”. Dilanjutkan kalimat “dari Allah, Bapa kita”. Kata frase “kita” disini menekankan hubungan pribadi yang intim dari Paulus dan para petobat yang baru kepada SEORANG yang mereka sembah. Ada orang yang merasa dekat kepada Yesus namun masih merasa takut pada Allah Bapa.  Paulus memberi jaminan bahwa mereka dapat memiliki keyakinan dalam hubungan mereka dengan Bapa seperti dengan Yesus, karena Yesus datang ke dunia ini untuk menunjukkan kepada kita seperti apakah Bapa itu. Bapa yang adalah milik mereka juga.
b.      Kuat dalam iman, kasih, dan tabah
Paulus melanjutkan dengan pemberian apresiasi, “Kami wajib selalu mengucap syukur  kepada Allah karena kamu, saudara-saudara”--- Kata “wajib” (terikat/harus) adalah kata kerja.  Paulus merasa wajib untuk bersyukur pada Allah atas jemaat Tesalonika, karena apa?.  Karena iman mereka semakin bertambah kuat dan kasih mereka terhadap satu sama lain bertambah meningkat.  Kata kerjanya disini dalam bentuk present tense(masa sekarang).  Ini berarti bahwa pertumbuhan iman dan kasih mereka sangat kosisten dan berkelanjutan.
   Paulus memuji tentang IMAN, KASIH dan KETABAHAN MEREKA. Karena iman mereka yang semakin bertambah kuat, kasih terHadap satu sama lain bertambah meningkat, karena iman bekerja melalui kasih dan kesabaran/ketabahan mereka dalam penderitaan/aniaya yang terjadi pada saat itu.
Mereka dapat bertahan dalam penganiayaan karena iman mereka berakar pada penghormatan yang mendalam terhadap kasih Allah, dan kasih terhadap sesama yang dapat saling menguatkan,  serta kesadaran bahwa dunia ini akan segera berlalu saat Kristus datang kembali untuk memberikan upah bagi mereka yang setia dan menghukum orang jahat.
Kesabaran terhadap penderitaan dan iman yang berani di bawah penganiayaan merupakan BUKTI pemeliharaan-Nya bagi para penderita, dan dengan demikian bukti bahwa Dia pada akhirnya akan membalikkan ketidak-adilan dunia. Dan mereka yang teguh dalam imannya, layak menjadi warga kerajaan Allah.

Seorang anak perempuan mengeluh pada sang ayah tentang kehidupannya yang sangat berat. Ia tak tahu lagi apa yang harus dilakukan dan bermaksud untuk menyerah. Ia merasa capai untuk terus berjuang dan berjuang. Bila satu persoalan telah teratasi, maka persoalan yang lain muncul.

Lalu, ayahnya yang seorang koki membawanya ke dapur. Ia mengisi tiga panci dengan air kemudian menaruh ketiganya di atas api. Segera air dalam panci-panci itu mendidih. Pada panci pertama dimasukkannya beberapa wortel. Ke dalam panci kedua dimasukkannya beberapa butir telur. Dan, pada panci terakhir dimasukkannya biji-biji kopi. Lalu dibiarkannya ketiga panci itu beberapa saat tanpa berkata sepatah kata.

Sang anak perempuan menunggu dengan tidak sabar. Ia keheranan melihat apa yang dikerjakan ayahnya. Setelah sekitar dua puluh menit, ayahnya mematikan kompor. Diambilnya wortel-wortel dan diletakkannya dalam mangkok. Diambilnya pula telur-telur dan ditaruhnya di dalam mangkok. Kemudian dituangkannya juga kopi ke dalam cangkir.

Segera sesudah itu ia berbalik kepada putrinya, dan bertanya: “apa yang kaulihat?”

“Wortel, telur, dan kopi,” jawab anaknya.

Sang ayah membawa anaknya mendekat dan memintanya meraba wortel. Ia melakukannya dan mendapati wortel-wortel itu terasa lembut. Kemudian sang ayah meminta anaknya mengambil telur dan memecahkannya. Setelah mengupas kulitnya si anak mendapatkan telur matang yang keras. Yang terakhir sang ayah meminta anaknya menghirup kopi. Ia tersenyum saat mencium aroma kopi yang harum. Dengan rendah hati ia bertanya “Apa artinya, bapa?”

Sang ayah menjelaskan bahwa setiap benda telah merasakan penderitaan yang sama, yakni air yang mendidih, tetapi reaksi masing-masing berbeda. Wortel yang kuat, keras, dan tegar, ternyata setelah dimasak dalam air mendidih menjadi lembut dan lemah. Telur yang rapuh, hanya memiliki kulit luar tipis yang melindungi cairan di dalamnya. Namun setelah dimasak dalam air mendidih, cairan yang di dalam itu menjadi keras. Sedangkan biji-biji kopi sangat unik. Setelah dimasak dalam air mendidih, kopi itu mengubah air tawar menjadi enak.

“Yang mana engkau, anakku?” sang ayah bertanya. “Ketika penderitaan mengetuk pintu hidupmu, bagaimana reaksimu? Apakah engkau wortel, telur, atau kopi?”

Bagaimana dengan anda?

Apakah Anda seperti sebuah wortel, yang kelihatan keras, tetapi saat berhadapan dengan kepedihan dan penderitaan menjadi lembek, lemah, dan kehilangan kekuatan?

Apakah Anda seperti telur, yang mulanya berhati penurut? Apakah engkau tadinya berjiwa lembut, tetapi saat ada masalah, Anda menjadi keras hati dan kepala batu? Kulit luar Anda memang tetap sama, tetapi apakah Anda menjadi pahit, keras hati, serta kepala batu?

Atau apakah Anda seperti biji kopi? Kopi mengubah air panas, hal yang membawa kepedihan itu, bahkan pada saat puncaknya ketika mencapai 100ยบ C. Ketika air makin panas, rasanya justru menjadi lebih enak.

Apabila Anda seperti biji kopi, maka ketika segala hal seolah-olah dalam keadaan yang terburuk sekalipun Anda dapat menjadi lebih baik dan juga membuat suasana di sekitar Anda menjadi lebih baik.

Bagaimana cara Anda menghadapi penderitaan? Apakah seperti wortel, telur, atau biji kopi?

Kita harus meneladani sikap jemaat di Tesalonika. Di mana ada penderitaan, dan kita merasa ditindas oleh orang lain, di situlah iman kita bertambah kuat. Kasih kita kepada sesama kita makin erat, bahkan mengasihi orang yang menyakiti kita. dan kita pun dapat tabah menjalani setiap tantangan dalam hidup kita. Karena kita yakin bahwa Allah menyertai kita dan Allah akan melayakkan kita untuk menjadi warga kerajaan-Nya.

2.      Tindakan Allah bagi yang menderita
 “Paulus disini sedang membedakan upah/imbalan dari para penganiaya dan orang-orang yang dianiaya.  Penganiaya akan menerima penderitaan mereka seperti apa yang telah mereka lakukan terhadap orang lain, sedangkan orang yang dianiaya akan mendapatkan apa yang telah mereka rindukan, yaitu: KELEGAAN. Kata “kelegaan” di dalam ayat 7 ini, menggunakan kata anesin yang dapat juga berarti pemulihan, kelepasan, bahkan pertolongan. Itu semua sebagai bukti keadilan Allah.

Di Indonesia, terdapat suatu hukum yang mungkin banyak orang tidak mengetahuinya. Yaitu Undang-undang dan ancaman hukumannya untuk beberapa pelanggaran kesejahteraan hewan. Seperti Praktek Kekerasan di Masyarakat Termasuk pemukulan, penusukan, pencekikan, dan pembuangan hewan. KUHP pasal 302; 406; 335; 170; 540. Hukuman maksimal 12 tahun penjara. Undang-undang Peternakan dan Kesehatan Hewan no. 18 Tahun2009, pasal 66 dan 67. Pengandangan dan Perantaian Termasuk kandang yang tidak layak, kekurangan air atau makanan; salah urus; penyiksaan. KUHP pasal 302; 406; 540; 335. Hukuman maksimal 2 tahun penjara. Undang-undang Peternakan dan Kesehatan Hewan no. 18 Tahun2009, pasal 66 dan 67.

Demikian juga manusia di hadapan Allah. jadi, kita tidak perlu khawatir. Jika kita saat ini mengalami ketidak-adilan, merasa tertindas ataupun menderita, dan bahkan jika kita nantinya mengalami penderitaan karena iman kita kepada Kristus, kita harus percaya bahwa Tuhan sendiri yang akan memberikan pembalasan. Dan bagi orang benar, Ia akan memberikan Kelegaan. Pertolongan-Nya untuk melepaskan kita dari penderittan akan nyata. Hanya Tuhan yang sanggup melepaskan kita. Biarlah Allah sendiri yang bertindak. Jika kita mengambil keputusan untuk bertindak, dalam arti balas dendam, itu membuat kita semakin sesak.
(iklan)
Dan pada saat kita merasakan kesesakan, pergumulan hidup terasa berat, hanya Tuhan Yesuslah yang sanggup memberikan kelegaan bagi kita. Yang perlu kita lakukan hanyalah penyerahan total kepada Allah. Jika kita mengandalkan kekuatan kita sendiri, kita tidak akan mampu mengatasinya.

3.      Kuasa Doa untuk pertumbuhan rohani (11-12)
Paulus menekankan betapa kuasa dan mujarabnya doa. Di sini Paulus, Timotius, dan Silwanus berdoa bagi jemaat Tesalonika. Dari sini kita dapat melihat manfaat doa, yaitu:
a.       Supaya Allah membuat kita layak bagi panggilan-Nya
Kita dipanggil dengan panggilan yang tinggi dan kudus. Kita dipanggil untuk Kerajaan Allah dan kemuliaan-Nya. Dan hal ini haruslah menjadi perhatian utama kita untuk bagaimana menjadi layak di hadapan Allah. Karena kita sendiri tidak memiliki kelayakkan untuk itu.
b.      Supaya Allah menyempurnakan perbuatan baik dan iman kita
Jika ada yang baik di dalam diri kita, itu adalah buah dari kebaikan Allah. sesungguhnya, karena eksistensi dosa, manusia tidak mampu lagi untuk berbuat baik. Perbuatan baik yang dilakukan di luar Kristus pastilah memiliki motivasi lain di belakangnya. Dan secara khusus, Paulus berdoa supaya Allah menyempurnakan pekerjaan iman dengan kekuatan Tuhan. Penyempurnaan pekerjaan iman ini diperlukan untuk penyempurnaan pekerjaan baik lainnya dan kuasa Allah tidak saja telah memulainya, tetapi juga melanjutkan dan menyempurnakan pekerjaan iman itu.
c.       Sehingga nama Yesus, Tuhan kita dimuliakan
Inilah tujuan yang harus kita capai di dalam segala sesuatu yang kita kerjakan, inginkan, bahkan yang kita alami, yaitu supaya Allah dimuliakan di dalam segala sesuatu.
(lagu: doa mengubah segala sesuatu)
Tiap doa yang lahir dari iman berkuasa menyelamatkan. Doa juga bisa mengubah segala sesuatu. Doa adalah power yang kuat dan energi penyemangat untuk mampu melewati setiap tantangan hidup! Orang yang berdoa adalah orang yang membutuhkan Tuhan demikian sebaliknya! Tuhan siap untuk mendengar keluh kesah kita dan doa-doa kita! Dan dengan doa, kita dapat memohon supaya Tuhan melayakkan kita, menyempurnakan perbuatan baik dan iman kita. Sehingga, dalam keadaan sulit sekalipun, nama Tuhan tetap dimuliakan.

Penutup :

Jadilah pengikut Kristus yang kuat sekuat batu karang, jadilah pemberi semangat dan harapan baru untuk orang-orang di sekitar kita yang sedang menghadapi persoalan berat. Bisikkan kepada mereka bahwa ada Yesus yang siap untuk menampung bebanmu, percaya dan berserahlah!

1 komentar:

  1. Renungan yang luar biasa, semoga menjadi berkat yang menguatkan bagi yang membacanya, amin...

    BalasHapus