Kamis, 05 Oktober 2017

EKSEGESE PB: KOLOSE 1:21-23

BAB I
PENDAHULUAN

Menafsir adalah kegiatan yang biasa dilakukan setiap hari. Pada saat mendengar pernyataan lisan atau membaca pernyataan tertulis dan berusaha untuk memahaminya, seseorang itu sebenarnya tengah melakukan penafsiran (eksegese). Istilah “eksegese” berasal dari kata Yunani “Eksegeomai” yang dalam bentuk dasarnya berarti “membawa ke luar”. Apabila dikenakan pada tulisan-tulisan, kata tersebut berarti “membaca atau menggali” tulisan-tulisan itu.
Pada kesempatan ini, penulis akan mencoba untuk mengeksege salah satu dari surat yang ditulis oleh Paulus. Kolose 1:21-23. LAI memberi perikop “Keutamaan Kristus”. Paulus menulis surat ini kepada Jemaat di Kolose sewaktu ia berada di kota Efesus. Paulus tidak melayani secara langsung jemaat di Kolose. Yang melayani langsung jemaat Kolose adalah Epafras.









BAB II
ISI

Kota Kolose terletak di pedalaman Asia di atas bukit-bukit karang berhadapan dengan lembah Sungai Likus, tidak jauh dari kota-kota Hirapolis dan Laodikia. Berada pada jalur perniagaan dari Timur, yang melaluinya agama-agama Asia dan barang-barang dagangan Asia dibawa ke Roma. Penduduk Kolose terdiri atas orang-orang Frigia yang memiliki latar belakang religius yang bersifat emosional dan mistis. Mereka selalu berusaha mencari kepenuhan Tuhan, dan bila ada guru-guru yang datang kepada mereka dengan suatu filsafat yang menjanjikan suatu pengetahuan kebatian tentang Tuhan, mereka akan terpikat olehnya.
            Paulus menceritakan tentang keadaan hidup masyarakat Kristen Kolose dahulu dengan menyebut cara berpikir dan bertindak mereka yang menolak kekuasaan Allah. Ia membicarakan hal ini kepada jemaat di Kolose, di mana mereka telah menerima Injil dan anugerah serta hidup di dalam kasih. Ia mengingatkan mereka bahwa Kristus telah memperdamaikan mereka dengan Allah, dan melayakkan mereka di hadapan Allah oleh karena kematian-Nya. Sebelum teks ini Paulus memang menerangkan tentang keutamaan Kristus, apa yang Ia lakukan dan karya-Nya, serta tentang pribadi Kristus sendiri. Maka Paulus melanjutkan tentang hal keselamatan. Karya Kristus yang mendamaikan Allah dengan manusia. Dan Paulus memberi peringatan kepada mereka supaya saat ajaran sesat masuk, mereka tidak bergeser dari Injil dan tetap teguh di dalam iman.
            Dalam ayat 21 ada kalimat “jauh dari Allah”. Kalimat ini menggunakan kata aphllotriwmenouj[1] yang berasal dari kata allotrion (“kepunyaan orang lain”) dengan bentuk partisip perfek pasif akusatif maskulin jamak dan juga menggunakan kata depan dengan genitif (dari, berasal dari) yang membuat artinya menjadi “terasing dari”. Jadi maknanya adalah bahwa manusia (dahulu) telah terasing dari Allah. Seakan-akan tidak mengenal-Nya terlebih menjalin hubungan dengan Allah.
            Dalam ayat 22 ada kata “diperdamaikan-Nya”. Kata ini menggunakan kata apokathllaxen[2] yang berasal dari apokatallaso dengan bentuk aorist indikatif aktif orang ke-3 tunggal yang berarti “Ia pernah mendamaikan”. Hal ini pernah terjadi dan tidak diulang.
Ada juga kalimat “menempatkan kamu kudus,….” Kata menempatkan di sini menggunakan kata parasthsai[3] dari kata paristemi dengan bentuk infinitif aorist aktif yang berarti “menaruh di sisi”. Hal ini terus menerus dilakukan atau berulang kali dilakukan.
            Kristus mendamaikan manusia dengan Allah. Hal ini hanya Ia lakukan satu kali melalui kematian-Nya di kayu salib. Namun, Ia akan terus menerus menempatkan kita untuk berdiri dalam kekudusan dan tidak bercela dan tidak bercacat di hadapan Allah. Ini adalah sebuah proses yang Tuhan kerjakan dalam kehidupan kita.
            Dalam Alkitab BGT, ada kata teqemeliwmenoi[4] yang artinya tidak muncul dalam Alkitab TB. Kata itu berasal dari kata qemeliow dalam bentuk perfek partisip pasive maskulin jamak yang memiliki arti “diletakkan dasar” atau bisa juga “didirikan”. Ini adalah sesuatu yang dilakukan dulu dan akibatnya tetap berlaku sampai seterusnya. Kata ini menerangkan “Pengharapan Injil”. Jadi, jemaat di Kolose telah merima atau diletakkan dasar oleh Epafras (orang yang melayani di Kolose) tentang Pengharapan Injil dan mereka menerimanya. Epafras telah mendirikan iman dalam pengharapan Injil kepada jemaat Kolose. Oleh sebab itu, karena sudah ada fondasinya, maka jemaat Kolose dihimbau untuk tetap teguh dan tidak bergoncang, serta tidak digeser oleh ajaran-ajaran dari luar selain Injil. Jangan sampai ajaran-ajaran sesat itu menggeser iman mereka dari Injil kepada ajaran sesat itu.

















BAB III
KESIMPULAN
            Jemaat di Kolose yang dilayani oleh Epafras adalah jemaat yang telah menerima Injil. Namun, mereka masih sangat rapuh. Mudah untuk diombang-ambingkan oleh pengajaran-pengajaran atau filsafat-filsafat lain di luar Injil. Dan Paulus, melalui suratnya ini menegaskan kembali kepada mereka bahwa mereka bukan lagi musuh Allah. Mereka telah diperdamaikan oleh Allah melalui kematian Jasmani Tuhan Yesus. Pendamaian ini hanya Kristus lakukan satu kali, namun dampaknya berkelanjutan. Dan Kristus juga telah menguduskan mereka – menempatkan mereka ke dalam kekudusan, serta menjadikan mereka tidak bercela dan tidak bercacat di hadapan Allah. Berbeda dengan pendamaian yang hanya Ia lakukan satu kali. Menempatkan mereka ke dalam kekudusan adalah proses yang terus menerus Ia lakukan. Oleh sebab itu, mereka yang telah menerima dasar tentang pengharapan Injil yang diletakkan/didirikan oleh Epafras, harus tetap bertekun dalam iman, tidak mudah berguncang karena dasar yang kuat, dan pengharapan mereka akan Injil tidak tergeser oleh ajaran-ajaran sesat atau filsafat-filsafat yang masuk, yang ingin menggeser iman mereka dari Injil.








BAB IV
PENERAPAN

            Kita yang telah percaya akan Kristus, sudah diperdamaikan dengan Allah melalui kematian Tuhan Yesus Kristus. Yang sebelumnya kita adalah musuh Allah karena dosa-dosa kita, perbuatan-perbuatan maupun pikiran-pikiran kita yang bercela di hadapan Allah, membuat kita jauh dari pada-Nya. kita tidak bisa bersekutu dengannya. Namun sekarang, haruslah kita mengucap syukur atas karya Allah melalui Tuhan Yesus yang rela mati demi mendamaikan kita dengan Allah. Sehingga kita layak untuk bersekutu dengan-Nya.
            Pendamaian yang dilakukan oleh Kristus hanya satu kali. Kematian-Nya hanya satu kali. Namun terus berdampak bagi kita saat ini. Selain memperdamaikan, Tuhan Yesus juga melakukan proses terus menerus dalam kehidupan kita, yaitu untuk menempatkan kita kudus, tak bercela, dan tak bercacat di hadapannya. Proses ini tidak dapat kita lakukan sendiri. Perbuatan baik kita pun tidak dapat membuat kita kudus, tak bercela, tak bercacat di hadapan Allah. Hanya Tuhan Yesus yang sudah masuk ke dalam hati kitalah yang memampukan kita menjalani proses pengudusan itu.
            Oleh sebab itu, kita yang telah diperdamaikan oleh Allah dan juga telah dikuduskan oleh Tuhan Yesus, hendaklah kita tetap bertekun dalam iman kita. Iman percaya kita kepada Tuhan Yesus yang telah kita peroleh dari Firman-Nya yang tertulis dalam Alkitab. Kehidupan kita haruslah berfondasikan iman yang kuat dan kokoh supaya walaupun ada yang dapat mempengaruhi kita berkaitan dengan iman kita, kita akan tetap teguh, tidak bergoncang, dan kita tidak bergeser dari Pengharapan Injil. Kita akan tetap percaya bahwa Tuhan Yesuslah satu-satunya Pribadi yang dapat menghapus dosa-dosa kita, mendamaikan kita dengan Allah, menguduskan kita, dan membuat kita memperoleh keselamatan, yaitu kehidupan kekal bersama-sama dengan Dia.
BAB V
PENUTUP

            Kiranya melalui eksegese Kolose 1:21-23 ini, para pembaca akan semakin kuat dan teguh dalam iman kepada Tuhan Yesus Kristus, karena telah menyadari bahwa Kristuslah satu-satunya Juruselamat yang mendamaikan kita dengan Allah, yang menguduskan kita, dan memberi keselamatan kepada kita. Tuhan Yesus memberkati.



[1] Eph 2:12; 4:18
[2] Memiliki beberapa varian: aphllaxen, apokathllaktai, apokathllaghte, apokatallageutej, namun kata yang yang penulis pilih adalah apokathllaxen, karena ia memiliki pendukung paling banyak dan termasuk kategori paling mungkin asli. | Eph 2:16

[3] Mat.26:53 (mengirim); Kis.23:24 (sediakan); Roma 6:13 (menyerahkan).
[4] Found Mat 7:25; Luk. 6:48; Ibr. 1:10. establish, strengthen Ef. 3:17; 1 Pt 5:10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar