BAB I
PENDAHULUAN
“PANGGILAN
TUHAN”
- Latar Belakang Teks
Kitab
Kejadian termasuk ke dalam kitab Pentateukh. Alkitab menegaskan (mis. Kel.
17:14; 24:4; Bil. 33:1-2; Ul. 31:9 Yos. 1:8; 2 Raj. 21:8) bahwa Pentateukh
ditulis oleh Musa. Dalam Kejadian 12:1-4 ini ditulis kisah tentang panggilan
Allah terhadap Abram yang di dalamnya mengandung perjanjian Allah. Abram
dipanggil Tuhan dari Haran untuk pergi ke tempat yang Tuhan akan tunjukkan
kepadanya. Ia dipanggil setelah ia pergi dari Ur-Kasdim dan setelah bapanya –
Terah meninggal dunia. Di dalam panggilan Tuhan ini, Tuhan tidak hanya
memanggil, namun juga memberi perintah serta janji.
Tujuan
dari kisah alkitabiah ini menyatakan bahwa panggilan Abram untuk melayani
perjanjian sama pentingnya dengan anugerah pilihan ilahi. Abram disuruh
meninggalkan Ur, tanah airnya, dan pergi ke negeri yang ditunjukkan Allah
kepadanya. Ketaatan pada panggilan ini akan membuat dia menjadi rekan Yahweh
(TUHAN) dalam proses pemberkatan dunia dan membawa dunia kembali pada jalan yang
sesuai dengan maksud sang Pencipta.[1]
BAB II
ISI
A. Analisa Gramatikal
1. Di dalam
ayat 1, terdapat kata לֶךְ־לְךָ֛ dengan bentuk qal imperatif maskulin tunggal yang
memiliki arti “pergilah”. Kata ini adalah sebuah perintah yang mengandung janji.
Terlihat dari kata לְךָ֛ menandakan bahwa perintah ini memiliki sebuah tujuan,
yaitu “untuk kamu”. Kemudian, perintah ini memiliki beberapa keterangan,
yaitu מֵאַרְצְךָ֥ “dari negerimu”, וּמִמּֽוֹלַדְתְּךָ֖ “dari keluargamu”, וּמִבֵּ֣ית אָבִ֑יךָ “dari rumah bapamu”, אֶל־הָאָ֖רֶץ אֲשֶׁ֥ר אַרְאֶֽךָּ “ke tanah yang Kutunjukkan kepadamu”. Kata אַרְאֶֽךָּ menggunakan bentuk hifil imperfek orang pertama maskulin
tunggal dengan akhiran orang kedua maskulin tunggal.[2] Bentuk hifil ini bersifat kausatif. Dengan kata
lain, Hifil menyatakan suatu proses sebab-akibat.[3]
2.
Dalam ayat 2, dikatakan וְאֶֽעֶשְׂךָ֙ לְג֣וֹי גָּד֔וֹל dengan kata kerja bentuk Qal Imperfek yang berarti
“Aku akan membuat engkau bangsa yang besar”. Istilah … berasal dari kata ..
artinya “melakukan” atau “membuat” dengan bentuk kohortatif yang menujukkan
kemauan dan tekad bulat dari orang yang sedang berbicara.[4]
Kemudian terdapat kata וַאֲבָ֣רֶכְךָ֔ Yang artinya “memberkati” dan kata וַאֲגַדְּלָ֖ה שְׁמֶ֑ךָ yang artinya “menyebabkan besar namamu”[5].
Keduanya menggunakan bentuk imperfek orang pertama tunggal dengan akhiran orang
kedua maskulin tunggal dan dengan menggunakan konyugasi piel yang menunjukkan
bahwa perkataan ini dikatakan dengan tegas atau dilakukan secara berulang-ulang
dan sewaktu-waktu bisa dalam pengertian kausatif.[6]
3.
Dalam ayat 3, terdapat kata hk'r]b")a]w: yang artinya “aku akan
memberkati” dan kata ^ßl.L,q;m.W yang artinya “aku akan mengutuk”.[7] Keduanya
dalam bentuk imperfek dengan menggunakan konyugasi piel yang berarti pernyataan
ini diungkapkan dengan lebih tegas atau dilakukan secara berulang-ulang.[8]
4.
Dalam ayat 4, terdapat kata %l,YEåw: dengan bentuk qal waw konsekutif
imperfek orang ke-3 tunggal yang berarti “kemudian (“maka” (hubungan kausatif))
ia pergi”.[9]
B.
ANALISA BENTUK
Kejadian 12:1-4 berbentuk
narasi. Tokohnya adalah Tuhan dengan Abram. Alur (plot) kisahnya diawali dengan
panggilan Tuhan kepada Abram dan memerintahkan supaya Abram pergi ke negeri
yang akan Tuhan tunjukkan kepadanya. Kemudian, Tuhan menyatakan janji-janji-Nya
dan tujuan-Nya kepada Abram. Terakhir adalah respon Abram terhadap panggilan
Tuhan tersebut.
Teks ini memiliki struktur:
1.
Panggilan Tuhan
(ay.1)
2.
Janji Tuhan
(ay.2)
3.
Tujuan Allah (ay.3)
4.
Respon Abraham
(ay.4)
C.
INTERPRETASI/PENAFSIRAN
1. Pengutusan
Tuhan
Pengutusan
Abram diawali dengan kalimat וַיֹּ֤אמֶר יְהוָ “dan Tuhan (telah) berfirman”. Firman Tuhan
yang disampaikan kepada Abram mengandung makna perintah dan janji. Otoritas
Firman Tuhan menuntut Abram untuk meninggalkan segala kehidupan yang
menguntungkan di negerinya, keluarganya, dan di rumah bapanya.
1.1. Pergi
Dari
Bentuk
imperatif dari kata kerja לֶךְ “pergi”
mengandung instruksi untuk segera melakukan apa yang dikatakan Tuhan. Instruksi
ini mempunyai tujuan yaitu לְךָ֛
“untuk kamu” – “pergilah untuk kamu”.[10]
Ini berarti Tuhan memberi perintah kepada Abram untuk kepentingan dan untuk
kebaikan Abram. Perintah ini harus ditaati dan tidak dapat dibatalkan.
1.1.1. dari
negerimu
istilah ^ïc.r>a;me artinya “dari
negerimu” berasal dari kata #r,a, yang berarti “negeri”
atau “tanah”. Negeri yang dimaksud adalah Ur-Kasdim.
Bekas-bekas
kota Ur masih terdapat di bukit-bukit El-Muqaiyar yang terletak di antara teluk
Persia dan Bagdad di sebelah Barat Daya sungai Efrat. Penggalian-penggalian
yang dilakukan di sana memperlihatkan bahwa kota Ur adalah kota yang penting
sekali. Kota itu pusat penyembahan dewa bulan sin.[11]
Kota
Ur memiliki dua pelabuhan, di mana kapal-kapal dari teluk Persia, Etiopia,
Mesir dan bahkan dari India terus menerus membawa segala jenis barang, antara
lain gading, emas, dan kayu-kayuan. Demikianlah Ur-Kasdim berkembang sebagai
pusat perdagangan dengan cabang-cabang di seluruh Mesopotamia.[12]
1.1.2. dari
sanak saudaramu
Istilah
^ßT.d>l;AM)miW berasal
dari kata td,l,Am
artinya “keluarga”.[13]
Pada zaman Abram belum ada pemerintahan yang melindungi jiwa dan milik manusia
seperti pada zaman sekarang ini; kaum keluargalah yang membelanya dan
melindunginya. Tetapi ia harus pergi ke negeri yang akan ditunjukkan Allah
kepadanya.[14]
Abram dipanggil meninggalkan sanaknya, yaitu menyangkal, tidak mendengarkan dan
tidak mematuhi suara darah, tetapi untuk mematuhi suara Allah.
1.1.3. dari
rumah bapa
“dari
rumah bapamu” adalah rumah tempat tinggal dan milik ayahnya, Terah. Pada
umumnya seorang anak tidak dapat meninggalkan orang tuanya, melainkan harus
memenuhi kewaiban terhadap orang tuanya pada masa mereka tua. Terlebih jikalau
pada khususnya satu anak telah meninggal dunia sebelum orang tuanya meninggal,
maka anak yang lain itu berkewajiban dua kali ganda untuk tinggal bersama
bapanya.[15]
Akan tetapi, Tuhan memanggil kembali Abram setelah mereka tiba di Haran dan
setelah ayahnya meninggal (Kej.7:4). Sebelumnya, Allah telah memanggilnya
ketika Abram masih di Ur-Kasdim (Kej.7:2).[16]
1.2.Pergi
Ke
Pernyataan “ke
negeri yang akan ku tunjukkan kepadamu” menggunakan konyugasi hifil yang menyatakan
sebab-akibat. Allah yang menjanjikan, maka Allah juga yang menyediakan
pengganti negeri asalnya. Abram dipanggil untuk mengarahkan diri kepada apa
yang telah Tuhan sediakan. Namun di sini Tuhan belum mengatakan kemana tujuan
atau yang dimaksud dengan negeri itu.
2.
Janji Tuhan
Ungkapan “dan
Aku akan membuat engkau bangsa yang besar” merupakan unsur janji Allah yang
menjamin pemeliharaan bagi Abram dan keturunannya. Dan istilah ini dapat
diartikan sebagai gagasan Allah yang disertai dengan tekad bulat untuk
menjadikan Abram bangsa yang besar. Bangsa yang mengenal, mengajarkan, dan
memelihara jalan-jalan Tuhan dan bangsa yang tidak terhitung jumlahnya. Namun
selain itu, Tuhan juga mengutarakan janji-Nya kepada Abram, yaitu:
2.1.Menerima
Berkat
“dan
Aku akan memberkati engkau” menggunakan konyugasi piel imperfek. Dari istilah
tersebut menunjukkan bahwa Allah sebagai pemilik janji berkat pasti akan
memberikan berkat tersebut.[17]
2.2.Menerima
status baru: “dan akan membesarkan namamu”
Unsur janji Allah ^m<+v. hl'ÞD>g:a]w: (artinya “dan akan membuat namamu besar”)
mengandung reputasi yang tinggi. Konyugasi piel imperfek dari istilah hl'ÞD>g:a]w: menunjukkan bahwa
Allah akan bertindak pasti sesuai dengan janji-Nya, untuk membesarkan nama
Abram. Istilah ini berasal dari kata
dasar ld;G" artinya “besar” atau “sangat kuat”.[18]
Nama
Abram berarti “bapa yang agung” (“Ab” artinya “bapa, dan “ram” artinya
“agung”). Kemudian saat Tuhan menjanjikan keturunan yang banyak kepada Abram,
namanya berubah menjadi Abraham “Bapa orang banyak” (“Ab” artinya “bapa” dan
“raham” artinya “orang banyak”). Karena imannya akan janji Allah yang akan
membuat dia menjadi “bapa sebuah bangsa yang besar”, maka ia disebut “bapa
orang-orang beriman”, dan “sahabat Allah”. Oleh karena iman, nama Abraham masih
tetap hidup sampai sekarang. Dialah teladan iman.
2.3.Menerima
tanggung jawab menjadi berkat
Kalimat
hk'(r"B. hyEßh.w< artinya “dan engkau harus menjadi suatu
berkat”. Istilah hyEßh.w
berasal dari kata hy"h'
artinya “ada” atau “menjadi”. Jadi, Abram ada untuk menjadi berkat. Dengan
demikian jelas bahwa Allah memberkati Abraham untuk menjadi berkat.
3.
Tujuan panggilan
Tuhan
Allah menegaskan bahwa mereka yang
memberikan respon hormat terhadap teladan imannya, akan membuat orang tersebut
diberkati Allah. Di dalam Abraham, dunia akan mengenal dan mengakui berkat dan
keselamatan dari Tuhan.[19]
Abraham juga akan mengalami penolakan terus-menerus dan dalam kondisi seperti
itulah Allah hadir dengan tindakan pemeliharaan-Nya. Dan perlindungan ini juga
berlaku bagi keturunannya.
Kalimat “dan olehmu semua kaum di muka
bumi akan mendapat berkat” menunjukkan misi Allah kepada dunia. Orang yang
memiliki iman seperti Abram, dan iman kepada Kristus, akan diberkati dan
dibenarkan. Bdk. Gal. 3:8. Dan karena Kristus jugalah yang dibicarakan dalam
ayat 7. Bdk. Gal.3:16.
Berkat untuk semua kaum adalah berkat
rohani yang akan disalurkan melalui keturunan Abraham. Inilah yang menjadi
landasan tugas misi sedunia yang dinyatakan Allah melalui Abraham. Dengan
tradisi lisan, Abraham mengajarkan tentang Tuhan kepada keturunannya. Namun
berkat ini tidak hanya menjangkau keturunan lahiriah tetapi juga semua orang
yang memiliki iman seperti Abraham. Menerima dan mengikut Yesus adalah
“keturunan” Abraham yang sejati.
4. Respon Abram
Abram pergi
sesuai dengan yang diperintahkan Tuhan dengan cara meninggalkan rumahnya dan
negerinya. Itu artinya ia pergi meninggalkan kehidupan yang lama, dan hidup
dengan cara baru yaitu percaya pada pimpinan Tuhan dan tuntunan Tuhan, berjalan
dengan iman. Walaupun ia tidak tahu tempat mana yang dijanjikan Tuhan itu.
BAB III
PENUTUP
- KESIMPULAN
Dari Kejadian 12:1-4,
penulis menyimpulkan bahwa Abram adalah seorang yang mendapatkan anugerah yaitu
panggilan Tuhan. Dan Abram meresponnya dengan benar. Walaupun ia harus pergi
meninggalkan segala hal yang ia miliki, negeri, harta, tanah, dan terlebih
khusus masa lalunya, namun ia mengikuti perintah Tuhan yang sebelumnya juga
telah terjadi pada saat ia berada di Ur-Kasdim. Ia juga tidak tahu kemana ia
diperintahkan untuk pergi. Namun, dengan iman ia melangkah mengikuti perintah
Tuhan. Dan dengan iman pula ia mempercayai janji Tuhan. Janji Tuhan untuk
memberkatinya, menjadikan namanya masyur, menjadi bangsa yang besar, dan
menjadikannya saluran berkat.
- OUTLINE
KHOTBAH
- Tuhan
yang memanggil (Ay. 1)
Panggilan Tuhan bukan hanya sekedar perintah. Namun
mengandung otoritas dan juga janji.
- Tuhan
yang berjanji (Ay.2)
a. Berkat
b. status
baru
c. tanggung
jawab untuk menjadi berkat
- Tujuan
Tuhan memanggil kita (Ay. 3)
- Kita
yang meresponi (Ay.4)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar