Nama : Noviani
Yunita Sari
Tema : Berdiri
Teguh Di Tengah Persoalan
Bacaan : 2
Tesalonika 1:1-12
Pendahuluan
:
Beberapa
tahun terkahir ini kita mendengar dan menyaksikan berbagai berita aneh dan
membuat kita ciut untuk menghadapi hidup. Berita kekerasan yang dilakukan oleh
ISIS yang ramai dibicarakan beberapa waktu yang silam, dan di Indonesia
beberapa ormas yang menentang kekristenan sering muncul. Penindasan terhadap
pengikut Kristus tidak hanya terjadi sekarang-sekarang ini saja. Jemaat di
Tesalonika pun mengalaminya.
Isi
:
Dari
2 Tesalonika : 1-12 ini, ada beberapa hal yang perlu kita cermati bersama
1. Sikap
kita dalam menghadapi persoalan ( 2 Tes 1:1-5)
a. Menyadari
bahwa kasih karunia dan damai sejahtera-Nya menyertai kita
Rasul
Paulus mengawali isi suratnya dengan sambutan hangat kepada jemaat yang ada di
Tesalonika. Dan di dalam ayat 2, ada kata “menyertai kamu”. Kata ini sebenarnya
memiliki arti “untuk/bagi kamu”. Jadi, “kasih karunia bagimu sekalian”.
Dilanjutkan kalimat “dari Allah, Bapa kita”. Kata frase “kita” disini
menekankan hubungan pribadi yang intim dari Paulus dan para petobat yang baru
kepada SEORANG yang mereka sembah. Ada orang yang merasa dekat kepada Yesus
namun masih merasa takut pada Allah Bapa.
Paulus memberi jaminan bahwa mereka dapat memiliki keyakinan dalam
hubungan mereka dengan Bapa seperti dengan Yesus, karena Yesus datang ke dunia
ini untuk menunjukkan kepada kita seperti apakah Bapa itu. Bapa yang adalah
milik mereka juga.
b. Kuat
dalam iman, kasih, dan tabah
Paulus
melanjutkan dengan pemberian apresiasi, “Kami wajib selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu, saudara-saudara”---
Kata “wajib” (terikat/harus) adalah kata kerja.
Paulus merasa wajib untuk bersyukur pada Allah atas jemaat Tesalonika,
karena apa?. Karena iman mereka semakin
bertambah kuat dan kasih mereka terhadap satu sama lain bertambah
meningkat. Kata kerjanya disini dalam
bentuk present tense(masa sekarang). Ini
berarti bahwa pertumbuhan iman dan kasih mereka sangat kosisten dan
berkelanjutan.
Paulus memuji tentang IMAN, KASIH dan
KETABAHAN MEREKA. Karena iman mereka yang semakin bertambah kuat, kasih terHadap
satu sama lain bertambah meningkat, karena iman bekerja melalui kasih dan
kesabaran/ketabahan mereka dalam penderitaan/aniaya yang terjadi pada saat itu.
Mereka
dapat bertahan dalam penganiayaan karena iman mereka berakar pada penghormatan
yang mendalam terhadap kasih Allah, dan kasih terhadap sesama yang dapat saling
menguatkan, serta kesadaran bahwa dunia
ini akan segera berlalu saat Kristus datang kembali untuk memberikan upah bagi
mereka yang setia dan menghukum orang jahat.
Kesabaran
terhadap penderitaan dan iman yang berani di bawah penganiayaan merupakan BUKTI
pemeliharaan-Nya bagi para penderita, dan dengan demikian bukti bahwa Dia pada
akhirnya akan membalikkan ketidak-adilan dunia. Dan mereka yang teguh dalam
imannya, layak menjadi warga kerajaan Allah.
Seorang
anak perempuan mengeluh pada sang ayah tentang kehidupannya yang sangat berat.
Ia tak tahu lagi apa yang harus dilakukan dan bermaksud untuk menyerah. Ia
merasa capai untuk terus berjuang dan berjuang. Bila satu persoalan telah
teratasi, maka persoalan yang lain muncul.
Lalu,
ayahnya yang seorang koki membawanya ke dapur. Ia mengisi tiga panci dengan air
kemudian menaruh ketiganya di atas api. Segera air dalam panci-panci itu
mendidih. Pada panci pertama dimasukkannya beberapa wortel. Ke dalam panci
kedua dimasukkannya beberapa butir telur. Dan, pada panci terakhir
dimasukkannya biji-biji kopi. Lalu dibiarkannya ketiga panci itu beberapa saat
tanpa berkata sepatah kata.
Sang
anak perempuan menunggu dengan tidak sabar. Ia keheranan melihat apa yang
dikerjakan ayahnya. Setelah sekitar dua puluh menit, ayahnya mematikan kompor.
Diambilnya wortel-wortel dan diletakkannya dalam mangkok. Diambilnya pula
telur-telur dan ditaruhnya di dalam mangkok. Kemudian dituangkannya juga kopi
ke dalam cangkir.
Segera
sesudah itu ia berbalik kepada putrinya, dan bertanya: “apa yang kaulihat?”
“Wortel,
telur, dan kopi,” jawab anaknya.
Sang
ayah membawa anaknya mendekat dan memintanya meraba wortel. Ia melakukannya dan
mendapati wortel-wortel itu terasa lembut. Kemudian sang ayah meminta anaknya
mengambil telur dan memecahkannya. Setelah mengupas kulitnya si anak
mendapatkan telur matang yang keras. Yang terakhir sang ayah meminta anaknya
menghirup kopi. Ia tersenyum saat mencium aroma kopi yang harum. Dengan rendah
hati ia bertanya “Apa artinya, bapa?”
Sang
ayah menjelaskan bahwa setiap benda telah merasakan penderitaan yang sama,
yakni air yang mendidih, tetapi reaksi masing-masing berbeda. Wortel yang kuat,
keras, dan tegar, ternyata setelah dimasak dalam air mendidih menjadi lembut
dan lemah. Telur yang rapuh, hanya memiliki kulit luar tipis yang melindungi
cairan di dalamnya. Namun setelah dimasak dalam air mendidih, cairan yang di
dalam itu menjadi keras. Sedangkan biji-biji kopi sangat unik. Setelah dimasak
dalam air mendidih, kopi itu mengubah air tawar menjadi enak.
“Yang
mana engkau, anakku?” sang ayah bertanya. “Ketika penderitaan mengetuk pintu
hidupmu, bagaimana reaksimu? Apakah engkau wortel, telur, atau kopi?”
Bagaimana
dengan anda?
Apakah
Anda seperti sebuah wortel, yang kelihatan keras, tetapi saat berhadapan dengan
kepedihan dan penderitaan menjadi lembek, lemah, dan kehilangan kekuatan?
Apakah
Anda seperti telur, yang mulanya berhati penurut? Apakah engkau tadinya berjiwa
lembut, tetapi saat ada masalah, Anda menjadi keras hati dan kepala batu? Kulit
luar Anda memang tetap sama, tetapi apakah Anda menjadi pahit, keras hati,
serta kepala batu?
Atau
apakah Anda seperti biji kopi? Kopi mengubah air panas, hal yang membawa
kepedihan itu, bahkan pada saat puncaknya ketika mencapai 100ยบ C. Ketika air
makin panas, rasanya justru menjadi lebih enak.
Apabila
Anda seperti biji kopi, maka ketika segala hal seolah-olah dalam keadaan yang
terburuk sekalipun Anda dapat menjadi lebih baik dan juga membuat suasana di
sekitar Anda menjadi lebih baik.
Bagaimana
cara Anda menghadapi penderitaan? Apakah seperti wortel, telur, atau biji kopi?
Kita
harus meneladani sikap jemaat di Tesalonika. Di mana ada penderitaan, dan kita
merasa ditindas oleh orang lain, di situlah iman kita bertambah kuat. Kasih
kita kepada sesama kita makin erat, bahkan mengasihi orang yang menyakiti kita.
dan kita pun dapat tabah menjalani setiap tantangan dalam hidup kita. Karena
kita yakin bahwa Allah menyertai kita dan Allah akan melayakkan kita untuk
menjadi warga kerajaan-Nya.
2. Tindakan
Allah bagi yang menderita
“Paulus
disini sedang membedakan upah/imbalan dari para penganiaya dan orang-orang yang
dianiaya. Penganiaya akan menerima
penderitaan mereka seperti apa yang telah mereka lakukan terhadap orang lain,
sedangkan orang yang dianiaya akan mendapatkan apa yang telah mereka rindukan,
yaitu: KELEGAAN. Kata “kelegaan” di dalam ayat 7 ini, menggunakan kata anesin yang dapat juga berarti
pemulihan, kelepasan, bahkan pertolongan. Itu semua sebagai bukti keadilan
Allah.
Di Indonesia, terdapat suatu hukum yang mungkin
banyak orang tidak mengetahuinya. Yaitu Undang-undang dan ancaman hukumannya
untuk beberapa pelanggaran kesejahteraan hewan. Seperti Praktek Kekerasan di
Masyarakat Termasuk pemukulan, penusukan, pencekikan, dan pembuangan hewan.
KUHP pasal 302; 406; 335; 170; 540. Hukuman maksimal 12 tahun penjara.
Undang-undang Peternakan dan Kesehatan Hewan no. 18 Tahun2009, pasal 66 dan 67.
Pengandangan dan Perantaian Termasuk kandang yang tidak layak, kekurangan air
atau makanan; salah urus; penyiksaan. KUHP pasal 302; 406; 540; 335. Hukuman
maksimal 2 tahun penjara. Undang-undang Peternakan dan Kesehatan Hewan no. 18
Tahun2009, pasal 66 dan 67.
Demikian juga manusia di hadapan Allah. jadi, kita
tidak perlu khawatir. Jika kita saat ini mengalami ketidak-adilan, merasa
tertindas ataupun menderita, dan bahkan jika kita nantinya mengalami
penderitaan karena iman kita kepada Kristus, kita harus percaya bahwa Tuhan
sendiri yang akan memberikan pembalasan. Dan bagi orang benar, Ia akan
memberikan Kelegaan. Pertolongan-Nya untuk melepaskan kita dari penderittan
akan nyata. Hanya Tuhan yang sanggup melepaskan kita. Biarlah Allah sendiri
yang bertindak. Jika kita mengambil keputusan untuk bertindak, dalam arti balas
dendam, itu membuat kita semakin sesak.
(iklan)
Dan pada saat kita merasakan kesesakan, pergumulan
hidup terasa berat, hanya Tuhan Yesuslah yang sanggup memberikan kelegaan bagi
kita. Yang perlu kita lakukan hanyalah penyerahan total kepada Allah. Jika kita
mengandalkan kekuatan kita sendiri, kita tidak akan mampu mengatasinya.
3. Kuasa
Doa untuk pertumbuhan rohani (11-12)
Paulus menekankan betapa kuasa dan mujarabnya doa. Di
sini Paulus, Timotius, dan Silwanus berdoa bagi jemaat Tesalonika. Dari sini
kita dapat melihat manfaat doa, yaitu:
a. Supaya
Allah membuat kita layak bagi panggilan-Nya
Kita
dipanggil dengan panggilan yang tinggi dan kudus. Kita dipanggil untuk Kerajaan
Allah dan kemuliaan-Nya. Dan hal ini haruslah menjadi perhatian utama kita
untuk bagaimana menjadi layak di hadapan Allah. Karena kita sendiri tidak
memiliki kelayakkan untuk itu.
b. Supaya
Allah menyempurnakan perbuatan baik dan iman kita
Jika
ada yang baik di dalam diri kita, itu adalah buah dari kebaikan Allah.
sesungguhnya, karena eksistensi dosa, manusia tidak mampu lagi untuk berbuat
baik. Perbuatan baik yang dilakukan di luar Kristus pastilah memiliki motivasi
lain di belakangnya. Dan secara khusus, Paulus berdoa supaya Allah
menyempurnakan pekerjaan iman dengan kekuatan Tuhan. Penyempurnaan pekerjaan
iman ini diperlukan untuk penyempurnaan pekerjaan baik lainnya dan kuasa Allah
tidak saja telah memulainya, tetapi juga melanjutkan dan menyempurnakan
pekerjaan iman itu.
c. Sehingga
nama Yesus, Tuhan kita dimuliakan
Inilah
tujuan yang harus kita capai di dalam segala sesuatu yang kita kerjakan,
inginkan, bahkan yang kita alami, yaitu supaya Allah dimuliakan di dalam segala
sesuatu.
(lagu: doa mengubah segala sesuatu)
Tiap doa yang lahir dari iman berkuasa
menyelamatkan. Doa juga bisa mengubah segala sesuatu. Doa adalah power yang
kuat dan energi penyemangat untuk mampu melewati setiap tantangan hidup! Orang
yang berdoa adalah orang yang membutuhkan Tuhan demikian sebaliknya! Tuhan siap
untuk mendengar keluh kesah kita dan doa-doa kita! Dan dengan doa, kita dapat
memohon supaya Tuhan melayakkan kita, menyempurnakan perbuatan baik dan iman
kita. Sehingga, dalam keadaan sulit sekalipun, nama Tuhan tetap dimuliakan.
Penutup
:
Jadilah
pengikut Kristus yang kuat sekuat batu karang, jadilah pemberi semangat dan
harapan baru untuk orang-orang di sekitar kita yang sedang menghadapi persoalan
berat. Bisikkan kepada mereka bahwa ada Yesus yang siap untuk menampung
bebanmu, percaya dan berserahlah!
Renungan yang luar biasa, semoga menjadi berkat yang menguatkan bagi yang membacanya, amin...
BalasHapus