Nats : Mazmur 125:1-5
Pemilihan wali kota Batu akan
segera dilaksanakan. Dan pada saat ini para calon sedang melakukan kampanye.
Berbagai macam janji, mereka utarakan. Siapakah yang akan kita pilih?
Tuhan pun juga mengutarakan
janji-janji-Nya kepada kita. Umat yang telah dibenarkannya. Namun, apakah kita
percaya? Kemanakah tendensi (kecenderungan) kita? Memilih percaya dengan
melakukan hidup benar atau memilih kehidupan fasik yang juga menawarkan
kesenangan duniawi?
Dalam Mazmur ini, kita dapat
melihat beberapa janji Tuhan bagi kita yang hidup dalam kebenaran-Nya.
I.
(Ay. 1 dan 2) Menjadi kokoh dan aman
Pemazmur merefleksikan bahwa
Israel kuat karena bergantung pada Allah yang benar. Pemazmur memaparkan refleksinya tersebut
dengan gambaran bahwa Israel seperti gunung Sion, sesuatu yang kokoh dan kuat.
Pemazmur juga menggambarkan bahwa Tuhan melindungi bangsa Israel seperti
pengunungan yang mengelilingi.
Kata “percaya” disini tidak
hanya sekedar “percaya” (believe). Melainkan sungguh-sungguh percaya –
mengimani (trust).
Disini juga dikatakan “seperti
gunung Sion yang tidak goyang, yang tetap untuk selama-lamanya. Apa istimewanya
gunung Sion? Sion adalah kota orang Yebus. Kota yang direbut oleh Daud. Dan
tabut perjanjian di bawa ke bukit Sion. Sion adalah satu-satunya bukit yang
dipilih Tuhan. Di mana peti perjanjian ditaruh di sana. Itu berarti Sion adalah
satu-satunya tempat di mana tangan Allah berjanji untuk memimpin dan memelihara
umat-Nya sampai selama-lamanya. Di sanalah ada peti perjanjian, di sanalah ada
perjanjian Tuhan, dan di sanalah ada hukum Tuhan yang tidak berubah.
Gunung Himalaya? Himalaya
tingginya 8892 m dan sekarang ini malah sudah bertambah menjadi 8902 m karena
gempa bumi beberapa tahun yang lalu di kota Zechuan menjadikan seluruh
pegunungan Himalaya naik 10 meter. Tempat itu dikatakan sebagai tempat yang
paling kokoh dan kuat karena lapisan kulit bumi di sana 2 kali lipat tebalnya
dari lapisan kulit bumi yang lain. Rata-rata lapisan kulit bumi 30km, tapi di
tempat itu, 60km. maka dari itu, pemerintah Cina menaruh 7800 ilmuwan nuklirnya
di sana. Namun, dengan adanya gempa dahsyat itu, ini membuktikan bahwa tidak
ada satu tempatpun di bumi yang aman. Tidak ada satu tempatpun di bumi yang
kekal. Semua adalah sementara, semua akan goncang, semua bisa berubah.
Kalau saya bersandar kepada
tembok ini karena saya kira tembok ini kuat, padahal tembok ini bisa jatuh maka
saya akan ikut jatuh, bukan? Kepada siapa engkau bersandar?
Walaupun semua hal secara alamiah
akan goncang, akan berubah, akan jatuh, namun orang-orang benar, dan hadirat
Tuhan ada dalam hatinya, maka ia akan kokoh, tetap, dan tidak goyang. Kita juga
harus belajar bersandar kepada Tuhan. Bersandar hanya kepada Tuhan. Tuhan yang
tetap dan tidak berubah. Orang yang bersandar kepada Tuhan, dia seperti
Yerusalem yang dikelilingi oleh gunung-gunung. Orang yang bersandar kepada
Tuhan adalah dikelilingi oleh Tuhan sendiri. Ada dalam lindungan Tuhan untuk
selama-lamanya. Itulah orang benar.
II.
(Ay. 3) Dilindungi dari pengaruh buruk
Mazmur ini ditulis pada saat
bangsa Israel sedang dalam perjalanan ke Yerusalem. Di dalam perjalanan yang
begitu panjang, banyak hal yang mereka temukan. Salah satunya adalah musuh,
yaitu orang-orang fasik. Orang-orang fasik itu dapat saja dengan mudah
mempengaruhi mereka. terlebih lagi, bangsa Israel adalah bangsa yang mudah
terpengaruh hal-hal yang demikian. Apa yang menurut mereka enak, akan mereka
ikuti. Jadi, musuh ini – orang-orang fasik ini adalah musuh eksternal namun
juga dapat merupakan musuh internal. Dan dalam ayat ini dikatakan bahwa
“tongkat kerajaan orang fasik tidak akan tinggal tetap”. They are not saved.
Supaya apa? Supaya orang benar, umat Tuhan, tidak terpengaruh dengan kehidupan
orang fasik. Orang fasik pasti akan dilenyapkan.
Menurut penelitian, hal yang
negatif memiliki pengaruh 9 kali lebih kuat dibanding dengan hal yang positif.
Lihat saja di sekitar kita. Jika ada perkumpulan tukang gosip, jarang ditemukan
orang pendiam di dalamnya.
Untuk membuktikan teori itu, dalam
waktu liburan nanti anda bangun siang. Biasanya di asrama bangun jam setengah
5, cobalah bangun siang. pasti saat masuk kuliah, kita akan susah untuk kembali
bangun jam setengah 5. Padahal kebiasaan bangun jam setengah 5 adalah kebiasaan
yang paling lama dilakukan.
Hal ini menunjukkan, hal-hal
yang negatif, pengaruh yang buruk itu enak untuk kita ikuti. Tetapi di sini,
orang benar akan mendapat perlindungan dari Tuhan. Orang fasik tidak akan
tinggal tetap. Tuhan sendiri yang akan menghancurkan orang-orang yang membawa
pengaruh buruk dalam kehidupan kita. Jadi, kemana kah tendensi kita? Pengaruh
buruk atau pengaruh baik? Membawa pengaruh yang baik bagi sesama kita, atau
malah membawa pengaruh yang buruk?
III.
(Ay. 4) mendapatkan kebaikan Tuhan
Dalam ayat 4 dan 5, tertulis
sebuah permohonan. Kata “lakukanlah” di sini menggunakan bentuk hifil
imperatif. Sebuah perintah kausatif. Sebab akibat. Memohon kepada Tuhan untuk
melakukan yang baik kepada orang benar, sehingga orang benar mendapatkan kebaikan
dari Tuhan. Orang benar di sini adalah orang-orang baik “tovim”, dan
orang-orang yang tulus hati “yasyar”.
“hidup ini indah bila kau tahu
jalan mana yang benar. Harapan ada, harapan ada, bila kau percaya” (lagu Glenn
Fredly)
Hidup kita akan indah bila kita
mengikuti jalan yang benar dan menjadi orang
benar. “tovim” dan juga
“yasyar”. Kita memiliki pengharapan. Karena sebagai orang benar, kita dapat
meminta kepada Tuhan supaya Tuhan melakukan kebaikan kepada kita. Meskipun
tidak diminta, Tuhan pasti memberikan yang terbaik bagi umat-Nya yang hidup
benar. Itulah keuntungannya jika kita hidup dalam kebenaran Tuhan.
Lalu, bagaimanakah dengan orang
fasik?
IV.
Orang fasik pasti akan dihancurkan
Dalam ayat 3, dikatakan bahwa
orang fasik tidak akan tinggal tetap. Dan di ayat 5, dikatakan bahwa
orang-orang yang menyimpang ke jalan yang berbelit-belit, kiranya Tuhan
mengenyahkan mereka bersama-sama orang-orang yang melakukan kejahatan. Dalam
terjemahan bahasa aslinya dikatakan bahwa orang-orang yang berbalik ke jalan
yang tidak lurus, Tuhan akan memimpin mereka kepada orang-orang pembuat
kehancuran.
(ilutrasi: video Dong Haeng –
“Way”)
Jadi, apakah tendensi kita
msasih kepada kefasikan? Masihkah kita mau terpengaruh hal yang jahat? Atau
malah mempengaruhi orang lain untuk ikut melakukan kejahatan? Hati-hati! Jangan
sampai Tuhan memalingkan wajah-Nya dari kita.
Kita yang telah dibenarkan oleh
Tuhan hendaknya tendensi kita juga kepada kebenaran. Hidup dalam kebenaran yang
terus menyandarkan diri kepada Tuhan dan percaya akan janji-Nya.
Kenapa kita bersandar kepada
Tuhan? Karena Tuhan adalah Tuhan yang berjanji. Allah yang sejati adalah Allah
yang berjanji dan yang pasti menepati janji. Kitab Allah adalah kitab
perjanjian. Tuhan Yesus menggenapkan Perjanjian yang Baru. Perjanjian yang Lama
diteguhkan oleh Tuhan dengan tanda tangan dari darah binatang. Perjanjian yang
Baru ditandatangani oleh Tuhan dengan darah Anak-Nya yang tunggal. Tuhan tidak
pernah mungkir dari apa yang Dia janjikan.
Marilah kita hidup dalam kebenaran yang
penuh kepercayaan. Penuh keyakinan akan Tuhan. Dan orang yang tendensinya
adalah hidup benar, pasti diberikan damai sejahtera dari Tuhan. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar